RITUAL MAMONCAK SEBAGAI REPRESENTASI IDENTITAS BUDAYA DALAM PESTA ADAT TUAN SYEKH SILAU: KAJIAN ETNOLINGUISTIK DAN PERFORMATIVITAS

Authors

  • syafaruddin marpaung

DOI:

https://doi.org/10.54583/apic.vol8.no1.204

Keywords:

Ritual Mamoncak, Identitas Budaya, Pesta Adat Tuan Syekh Silau, Pencak Silat, Etnolinguistik, Performativity

Abstract

Ritual Mamoncak dalam Pesta Adat Tuan Syekh Silau, yang dikenal sebagai Hari Rayo Mamoncak, merupakan tradisi tahunan yang diadakan oleh masyarakat Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Acara ini berfungsi sebagai sarana pelestarian budaya Melayu dan identitas lokal yang telah diwariskan sejak zaman kerajaan Melayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ritual Mamoncak sebagai representasi identitas budaya masyarakat Silau Laut melalui pendekatan etnolinguistik dan performativitas. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam kepada tokoh adat, pemoncak, dan masyarakat setempat, serta observasi partisipatif dan dokumentasi visual selama acara berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual Mamoncak bukan hanya berfungsi sebagai hiburan atau atraksi fisik, tetapi juga sebagai ekspresi budaya yang mendalam, mengandung simbolisme yang memperkuat nilai-nilai kearifan lokal, kehormatan, dan kebersamaan. Gerakan silat yang diiringi musik gubang dan suling menjadi medium komunikasi yang menyampaikan pesan budaya, sedangkan penggunaan bahasa dalam doa dan mantra mempererat ikatan sosial antarwarga. Ritual ini juga menjadi simbol pelestarian budaya yang memperkuat identitas lokal di tengah globalisasi. Pembakaran kemenyan dalam penutupan acara menjadi puncak spiritual yang menghubungkan masyarakat dengan leluhur mereka. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ritual Mamoncak berperan penting dalam mempertahankan budaya lokal dan memperkuat identitas masyarakat Silau Laut, serta memberikan kontribusi terhadap pemahaman pelestarian budaya tradisional dalam konteks modern.

References

Aminudin, M. (2024). Nyadran dalam Tradisi Islam Kejawen: Integrasi Budaya dan Religi dalam Masyarakat Jawa. 1.

Basori, M., Bima, F., Putra, P., Amalia, N., & Rahmawati, N. (2024). Kesenian Tradisional Jedor di Era Modern dalam Melestarikan Budaya di Mulyasari Pagerwojo Tulungagung. 520–528.

Butler, J. (1990). Gender trouble: Feminism and the subversion of identity. Routledge.

Darmawan, A. D., Adelliana, A., Cahyani, E. D., & Triana, A. N. (2023). Pencak Silat dan Nilai Sosial dalam Masyarakat. PENJAGA: Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 4(1), 28–35. https://doi.org/10.55933/pjga.v4i1.668

Ediyono, S., & Widodo, S. T. (2019). Memahami Makna Seni dalam Pencak Silat. Panggung, 29(3), 300–313.

Fishman, J. A. (2001). Language and ethnic identity. In Handbook of language and ethnic identity (pp. 31-48). Oxford University Press.

Hadi, A. (2023). Akulturasi Budaya Pencak Silat Kaitannya dengan Teori Akulturasi John W Berry (Studi Kasus: IKS PI Kera Sakti Patlat Bambu Larangan, Pegadungan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat).

Hijriani, I. (2019). Silek Minangkabau Dalam Khazanah Pencak Silat Indonesia: Proses Pewarisan dan Upaya Pemerintah dalam Melestarikannya. Kebudayaan, 14(1),43–54. https://doi.org/10.24832/jk.v14i1.266 Ilham, W., Musa, N. M., & Amin, R. M. (2023). Pencak Silat sebagai Warisan Budaya: Identitas Lokal Seni Silat Ulu Ambek di Pariaman, Sumatera Barat. Al Mabhats: Jurnal Penelitian Sosial Agama, 8(1), 37–54. https://doi.org/10.47766/almabhats.v8i1. 1046

Mailin, M. (2021). Peran Sultan Iskandar Muda dalam Pegembangan Islam dan Kesultanan Melayu di Sumatera Timur. Jurnal Komunika Islamika : Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Kajian Islam, 8(1), 25. https://doi.org/10.37064/jki.v8i1.9478

Mayangsari, R. A., & Sekti, R. P. (2021). Bentuk Pertunjukan Dan Nilai Karakter Kesenian Pencak di Sanggar Karya Muda Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember. APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan, 9(1), 1–20.

Paridatul Fuadah, T., Trilestari, A., & Wasta, A. (2021). Analisis Struktur Gerak dan Fungsi Kesenian Pencak Silat di Sanggar Putra Santana Desa Rajadatu Kabupaten Tasikmalaya. Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, 4(2), 142–147. https://doi.org/10.35568/magelaran.v4i2.1423.

Purnawanto, E. (2024). Tradisi Lisan Sebagai Perekat Sosial dalam Menjaga Kerukunan dan Sakralitas Budaya Masyarakat Desa Siteba. 4(2), 114–127.

Rakhman, F., Yudiarti, L. S., & Rohaedi, E. (2024). Nilai Budaya pada Upacara Adat Turun Bantayan di Desa Cikeléng Kecamatan Japara. 9(2), 202–212.

Riset, J., & Edukasi, M. (2025). Kajian History Tradisi Pencak Silat Pelintau Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal. 2, 332–341. Suyanto, M. (2020). Kebersamaan dalam Seni Bela Diri: Peran Silat dalam Masyarakat. Jurnal Kebudayaan, 5(1), 45–52.

Tama, K., & Lephen, P. (2023). Performativitas Ritual Mangulosi Dalam Perkawinan Adat Masyarakat Batak Toba. Acintya Jurnal Penelitian Seni Budaya, 15(2), 159–171. https://doi.org/10.33153/acy.v15i2.5117

Tila, S. (2023). Peran Silat Melayu dalam Pelestarian Budaya di Indonesia. Jurnal Pendidikan Seni, 12(3), 55–68.

Wahyu Hendri Pratama, Abdur Razzaq, & Anang Walian. (2024). Seni Bela Diri Pencak Silat Bunga Islam Indonesia Sebagai Media Dakwah Di Desa Tirta Mulya Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin. Jurnal Pendidikan Islam, 1(4), 12. https://doi.org/10.47134/pjpi.v1i4.799

Published

23-06-2025

Issue

Section

Articles